Gerakan Sekolah Menyenangkan

Posting Komentar



Gerakan Sekolah Menyenangkan
 (GSM) merupakan sebuah program inovatif pembelajaran yang bertujuan melakukan transformasi pola pendidikan formal menjadi lebih kolaboratif, inklusif, dan menarik guna mendorong kemampuan diri siswa.

 Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) merupakan gerakan perubahan dari akar rumput yang melibatkan guru dan masyarakat untuk melakukan transformasi terhadap sekolah agar menjadi tempat yang dirindu siswa, sehingga siswa leluasa dalam mengembangkan bakat, passion, penalaran dan talenta terbaik mereka.

Gerakan ini mempromosikan dan membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan, dan bekal keterampilan hidup agar anak-anak berjiwa mandiri, agile dan adaptif dalam menghadapi perubahan.

 Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) merupakan sebuah program inovatif pembelajaran yang bertujuan melakukan transformasi pola pendidikan formal menjadi lebih kolaboratif, inklusif, dan menarik guna mendorong kemampuan diri siswa.

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) merupakan gerakan perubahan dari akar rumput yang melibatkan guru dan masyarakat untuk melakukan transformasi terhadap sekolah agar menjadi tempat yang dirindu siswa, sehingga siswa leluasa dalam mengembangkan bakat, passion, penalaran dan talenta terbaik mereka.

Gerakan ini mempromosikan dan membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan, dan bekal keterampilan hidup agar anak-anak berjiwa mandiri, agile dan adaptif dalam menghadapi perubahan.

Ada empat platform dalam GSM untuk menciptakan ekosistem baru, yaitu:

1.      Learning Environment (lingkungan belajar), menata lingkungan sekolah yang sehat, segar, hijau dan nyaman, menata ruang belajar teori dan praktik agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif;

 

2.      Pedagogical Practices (praktik pedagogi), penerapan pembelajaran dengan konsep student centered, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi, penanganan siswa dengan pendekatan yang humanis (humanis approach);

3.      School Connectedness (koneksi sekolah), sekolah menjalin kerjasama yang intensif dengan stakeholder, yakni orang tua siswa, alumni, dinas terkait, IDUKA dan masyarakat;

4.      Character Development (pengembangan karakter), strategi yang dilakukan sekolah, di antaranya Jumat berbagi, gerakan sholat dhuha sebelum mulai aktifitas KBM, gerakan peduli sesama dengan infak dan sodaqoh, komunikatif (penguatan program senyum, salam, sapa).


Keempat platform di atas merupakan strategi untuk membekali siswa di abad 21 dalam menghadapi tantangan di era 4.0. Platform GSM tersebut dapat merubah mindset, mental, perilaku, dan transformasi sekolah dengan efektif dan efisien.

Kompetensi yang dipersiapkan antara lain critical thinking, creativity, communication, collaboration dan digital literasi (kompetensi yang berhubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi), dimana pada masa mendatang SMK tidak hanya menghasilkan pekerja di sektor industri, tapi juga lulusan yang mahir berwirausaha dan dapat mengantarkan mereka menggali potensi sesuai dengan minat dan bakatnya.

Dalam menggali potensi siswa sesuai minat dan bakatnya perlu diciptakan ekosistem pendidikan yang mendorong lahirnya 5 hal penting, sebagai berikut:

1.      Ruang otonomi siswa mengembangkan dirinya sehingga dapat meningkatkan motivasi dan antusiasme;

 

2.      Pembelajaran yang lebih relevan atau otentik yang bertujuan pada penguasaan strategi belajar aktif, dan penguasaan teknologi untuk mengasah kemampuan memecahkan masalah nyata;

 

3.      Ruang bagi passion dan talenta untuk berkembang. Memperhatikan kebutuhan siswa, mengamati dan mendampingi siswa dalam mengembangkan bakat dan passionnya;

 

4.      Strategi belajar yang bervariasi untuk membangun pembelajaran yang berpusat pada individu. Siswa akan terbiasa berpikir fleksibel dalam mencari solusi alternatif untuk memecahkan persoalan yang kompleks. Ini merupakan keterampilan yang paling dibutuhkan di era revolusi industri 4.0;

 

5.      Ekosistem belajar yang berorientasi pada siswa, dimana perkembangan usia, mental dan talenta siswa yang berbeda menjadi dasar dalam pembelajaran. Dengan interaksi ini akan terbangun lebih empatik dan saling apresiatif satu sama lain.

 Agenda Kegiatan

Materi Workshop

HBLSekolah

RestorasiJustice

Sel

WhyEducation Fails IHT SMKN 1 Cimahi

 Foto Kegiatan


Surat Permohononan Narsum 

Surat Balasan Narsum

Surat Tugas Guru 

https://youtube.com/shorts/ZxfwLeno5ak?feature=share

https://www.instagram.com/tv/CVjqYpOlCYY/?utm_source=ig_web_copy_link 

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter